Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 16 April 2013

Allah Yang Menjamin Rezeki Kita


Kisah Nabi Sulaiman memohon ijin untuk memberi makan Makhluq yang ada di dunia barang sehari saja.semoga bisa kita ambil hikmahnya.Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman menyampaikan sebuah munajat kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagai Nabi yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai bangsa jin, hewan dan angin, serta dianugerahi harta kekayaan yang berlimpah, telah membuat Nabi Sulaiman merasa bahwa ia sanggup memberi makanan kepada setiap makhluk yang menjadi penduduk di kerajaannya. Oleh karena itu, ia bermunajat kepada Allah agar diberi izin untuk memberi makan pada setiap makhluk yang ada di kerajaannya selama satu tahun penuh.Allah Taala kemudian menjawab munajat Nabi Sulaiman tersebut dengan berfirman: "Engkau sekali-kali tak akan dapat melakukan haJ itu." Akan tetapi Nabi Sulaiman tetap bersikeras. Ia memohon kepada Allah agar diberi izin untuk membagikan makanan kepada seluruh makhluk hanya dalam tempo sehari saja. Maka Allah mengizinkan kepada Nabi Sulaiman melakukan hal itu untuk membuktikan kekuasaan-Nya.

Nabi Sulaiman segera melaksanakan hajatnya itu. Ia memerintahkan kepada anak buahnya agar membuat hidangan makanan yang jumlahnya memenuhi sebuah lapangan yang sangat besar. Saking besarnya lapangan itu, sampai-sampai dituturkan dalam riwayat tersebut, bahwa panjang hidangan makanan itu mencapai perjalanan satu bulan. Demikian pula halnya dengan jumlah ukuran lebarnya.Setelah mempersiapkan hidangan yang sangat banyak itu, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada semua makhluk untuk mengelilingi hidangan itu, agar tidak menjadi rusak.
Usai Nabi Sulaiman menyiapkan segala sesuatunya, Allah berfirman kepadanya: "Makhluk manakah yang akan engkau suruh mulai menyantap makanan itu terlebih dahulu?"
Nabi Sulaiman menjawab: "Aku mohon agar Engkau menghadapkan penduduk darat dan sekaligus penduduk laut agar menyantap hidangan ini terlebih dahulu." Namun Allah tak segera menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman tersebut. Allah hanya mendatangkan seekor ikan yang besar saja dari sekian banyak ikan yang hidup di laut.Ikan besar itu pun diletakkan Allah di hadapan hidangan yang telah disajikan oleh Nabi Sulaiman. Selanjutnya, ikan itu mengangkat kepalanya dan berbicara kepada Nabi Sulaiman."Hai Sulaiman., 


Sesungguhnya Allah telah menjadikan rezekiku berada di tanganmu hari ini," ujar ikan itu."Ambillah makanan itu hingga engkau merasa kenyang," kata Nabi Sulaiman. Ikan itu pun segera melahap hidangan yang telah disiapkan oleh Nabi Sulaiman. Hanya dalam hitungan detik, seluruh hidangan itu habis dilahap oleh sang ikan. Setelah hidangan habis, ikan itu berkata:"Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap seluruh hidangan yang engkau sajikan."Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman menjadi tersadar, bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat memberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya hingga mereka merasa kenyang.
Sedangkan Nabi Sulaiman yang sudah menyiapkan makanan begitu banyak dan dengan susah payah, pada akhirnya toh tak dapat membuat satu ekor ikan pun merasakan kenyang.Apalagi jika ia menyuguhkan makanan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. 


Tentunya, ia pun akan merasa sangat lelah dan tak mampu. Bahkan, untuk makanan seekor ikan saja, sang ikan tetap belum merasa kenyang dalam satu kali makan.Apalagi jika ia harus menyiapkan makanan untuk satu hari bagi ikan itu dan seluruh makhluk yang ada di bumi. Maka, sudah barang tentu, tak ada daya dan kekuatan pada seorang makhluk pun untuk dapat memberi rezeki kepada makhluk lainnya.
Hanya Allah Zat Yang Maha Memberi rezeki sajalah yang mampu melakukannya dengan sangat sempurna.Nabi Sulaiman pun akhirnya jatuh tersungkur dan bersujud di hadapan Allah. Ia menyadari betul di mana letak kelemahan- nya sebagai makhluk, yang notabene tak akan dapat melakukan sesuatu pun kecuali atas kehendak dan rahmat Allah. Dalam sujudnya itu, Nabi Sulaiman berkata: "Mahasuci Allah, Zat yang telah menanggung rezeki bagi seluruh makhluk yang diberi rezeki, tanpa Dia merasakannya sama sekali."Disadur dari buku Mutiara Hikmah, Kisah Para Kekasih Allah, karya Ummi Alhan Ramadhan Mazayasyah, Penerbit Darul Hikmah



Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Read More..

Makna Sholat Berjamaah

Didalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. banyak orang Islam berhitung secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjamaah maka ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam hadis dikatakan bahwa shalat di Masjidil Haram akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak seratus ribu kali lipat. Luar biasa.

Saya pribadi memahami masalah ini dari sisi kepemimpinan dan persatuan Islam. Shalat berjamaah berarti berkelompok dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya, kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus. Semua mengikuti arah Imam, betapa kuatnya organisasi ini. Siapa yang dapat mematahkan shaf yang kokoh? Sayang makna dari keuntungan shalat berjamaah luput dimengerti oleh umat islam! Salah satu kunci keberhasilan dakwah di zaman Rasulullah saw adalah persatuan. Salah satu cara menumbuhkan persatuan tersebut adalah dengan shalat berjamaah. Kecintaan mereka, disiplin dan keikhlasan mereka dalam menunaikan shalat berjamaah telah menumbuhkan semangat persatuan dan keberanian yang tinggi diantara mereka. di sisi lain hubungan silaturahmi yang penuh kasih sayang semangat erat terjalin diantara mereka. Sehingga gambaran umat Islam yang bagaikan dua jari dieratkan benar-benar nampak di zaman itu.

Dalam hal disiplin dan kecintaan mereka dalam shalat berjamaah kita dapati di dalam salah satu riwayat bahwa seorang sahabat yang sudah uzur dan tuna netra setiap hari beliau shalat berjamaah ke masjid walaupun jaraknya tidak bisa dibilang dekat, diceritakan bahwa sahabat tersebut meminta keringanan Rasulullah saw untuk beliau khusus untuk shalat subuh shalat di rumah saja. Rasulullah saw mengizinkan, tetapi baru beberapa langkah Rasulullah saw meralat bahwa sahabat tersebut tetap menunaikan shalat berjamaah di Masjid. Betapa tingginya semangat dan disiplin yang terbentuk waktu itu. Bisa kita bayangkan seandainya di Masjid Istiqlal, setiap umat Islam yang berada di dalam radius beberapa kilometer dari Masjid - menunaikan ibadah shalat berjamaah di Masjid lima kali sehari - majid tersebut mungkin tidak akan mampu menampung, dan kitapun bisa membayangkan dampak persatuan, kecintaan dan kebaikan akan lebih terbentuk di dalam MAsyarakat. Dan lebih luas lagi musuh-musuh Islam yang melihat tentu akan gentar melihat persatuan Islam yang terbentuk dari hal yang paling mendasar sekali.

Contoh dalam hal ini adalah di Perancis, Islam yang dari sisi prosentase sebenarnya masih jauh dibandingkan dengan masyarakat asli yang beragama non Muslim, tetapi Islam yang sedikit tersebut sudah menjadikannya sebagai 'ancaman' bagi eksistensi umat Kristiani disana. Betapa tidak kita menyaksikan bahwa setiap ibada shalat toko-toko disana sampai tutup karena orang-orang Islam yang harus shalat di jalan-jalan dan trotoar, karena tidak tercukupinya Masjid untuk menampung umat Islam yang semakin bertambah. Ketakutan itu seharusnya memang tidak perlu dirisaukan, karena semakin shaleh dan taatnya seseorang pada agama dan bentuk-bentuk peribadatan, tentu hal itu akan membawa seseorang akan semakin saleh secara sosial, karena itu adalah tuntutan pasti dari Islam. Sehingga dampak tersebut akan terasa di kalangan masyarakat Perancis sendiri. Tetapi walau bagaimanapun kita pun mengerti ketakutan mereka jika kita membandingkannya dengan tindakan-tindakan terorisme yang dilakukan oleh 'oknum-oknum' muslim. Jadi Shalat berjamaah adlah hal yang harus selalu kita perhatikan, tidak sekedar kita menganggap untuk kepentingan pribadi kita, tidak sekedar untuk memenuhi masjid tetapi lebih dari itu adalah kita harus menumbuhkan persatuan Islam, persatuan dalam bermasyarakat dan persatuan dalam beragama.
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Read More..

Selasa, 19 Maret 2013

Kejujuran, Bukti Kebenaran Muhammad Rasulullah SAW

rasulullah saw9
Rasulullah saw memiliki tingkat derajat kekuatan rohani dan kesempurnaan batin serta akhlak yang sempurna (QS 68:4), sehingga tidak heran kalau beliau dijadikan sebagai teladan bagi umat manusia. (QS 33:21). Segala nilai akhlak tinggi berpadu pada pribadi beliau dalam suatu keseluruhan yang sempurna lagi serasi. Siti ‘Aisyah r.a., istri Rasulullah saw. yang sangat berbakat, ketika pada sekali peristiwa diminta menerangkan peri keadaan Rasulullah saw., bersabda, “Beliau memiliki segala keagungan akhlak yang disebut dalam Alquran sebagai ciri-ciri istimewa seorang abdi Allah yang sejati” (Bukhari)

Salah satu hal penting dari akhlak rasulullah saw adalah kejujuran. Kejujuran adalah satu barometer untuk menilai kebenaran risalah kenabian para utusan Allah. Yaitu sosok yang terkenal jujur yang mana para musuh para nabipun mengakuinya - maka tidak mungkin ia tiba-tiba membawa kebohongan yang mengatasnamakan Tuhan. Hal itulah yang disinggung di dalam Al-Qur’an berkaitan dengan Rasulullah saw:

Katakanlah: "Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepada kalian dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepada kalian. Sesungguhnya aku telah tinggal bersama kalian beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kalian tidak memikirkannya?" (QS 10:17).

Dengan kata lain Rasulullah saw hendak mengatakan Saya bukanlah orang yang berdusta dan mengada-ada. Lihatlah, saya selama 40 tahun sebelumnya tinggal di antara kalian. Apakah kalian telah membuktikan kedustaan saya atau saya sebagai orang yang mengada-ada? Jika tidak seharusnya kalian berpikir dan timbul pemahaman bahwa seorang yang sampai hari ini tidak pernah berdusta dalam corak apapun dan sekecil apapun, maka bagaimana mungkin tiba-tiba pada hari ini ia berdusta atas nama Tuhan?"

Pengakuan akan Kejujuran Rasulullah saw

Kejujuran Rasulullah saw sendiri telah diakui tidak saja oleh orang terdekat beliau tetapi oleh para musuh beliau sendiri.

Kejujuran di Masa Muda 

Di masa muda, jauh sebelum pendakwaan beliau sebagai nabi, para pemuka Arab telah  mengakui kejujuran Rasulullah saw dan menyebutnya sebagai al-amin.  Hal itu dapat kita jumpai dalam peristiwa pemugaran Ka’bah, suku-suku berselisih tentang siapa yang paling berhak memindahkan Hajar Aswad, sampai akhirnya diambil kesimpulan bahwa siapa yang datang paling pertama kesokan harinya maka apapun keputusannya, itulah yang akan diterima. Keesokan harinya ternyata yang datang pertama kali adalah Nabi Muhammad saw. Maka mereka yang melihat Rasulullah saw yang datang pertama, mereka langsung mengatakan: – haa dzal amiin (ini adalah orang yang jujur), kita senang karena orangnya adalah Muhammad (saw.)". Tetapi dalam pelaksanaannya Nabi Muhammad  saw tidak egois melainkan beliau menyuruh untuk membawa sehelai kain, yang mana setiap pemuka suku masing-masing memegang setiap sudut kain dan mengangkat Hajar Aswad secara bersama-sama. (Assiratunnabawiyyah li ibni Hisyam isyaaratu abi umayyata bitahkiimi awwali daakhilin fakaana Rasulullah saw. )

Kesaksian Siti Khadijah r.a.

Kemudian perhatikanlah akhlak Rasulullah saw di masa muda yang beliau jalani. Setelah  Khadijah r.a mendengar perihal kebenaran tutur kata, kejujuran dan keluhuran budi pekerti beliau (saw) maka beliau (r.a.) mempercayakan kepada Nabi Muhammad saw untuk berniaga dengan menyerahkan hartanya kepada beliau saw. Dalam perjalanan itu Maisarah, pembantu Siti Khadijah r.a., juga ikut bersama beliau saw. Pada saat kembalinya, Maisarah menceriterakan ihwal perjalanan beliau saw. Setelah mendengar kisah perjalanan itu Khadijah sangat terkesan dengan kisah perjalanan itu. Maka kemudian beliau menyuruh mengirim pinangan kepada Rasulullah saw. Beliau terkesan karena beliau (saw.) sangat memperhatikan ikatan tali kekerabatan, terpandang di masyarakat, seorang yang jujur dan memiliki budi pekerti yang luhur serta senantiasa berkata benar. (Assiratunnabawiyyah liibni Hisyam hlm. 149.) 

Kesaksian Istri

Istri-istri merupakan pemegang rahasia baik buruknya perilaku suami, merekalah yang dapat memberikan kesaksian akan kondisi rumah tangga dan urusan-urusan sehari-hari; kesaksian mereka itulah yang bisa dipegang dan memiliki nilai bobot yang dapat dijadikan standar. Begitu juga yang tertera dalam sebuah riwayat Ummul mu'minin, Aisyah ra dalam meriwayatkan tentang turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah saw. Menyebutkan bahwa Rasulullah saw. Menumpahkan kerisauan beliau kepada Ummulmu'minin  Khadijah r.a. saat turunnya wahyu pertama. Maka seraya menghibur kepada beliau Khadijah r.a. berkata kepada beliau: "Tidaklah seperti apa yang Tuan Pikirkan. Selamat sejahtera atas Tuan. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan Tuan. Tuan menyambung tali ikatan silaturrahmi dan senantiasa berkata benar dan berperilaku dan berbudi pekerti baik. (kitabutta'biir awwalu bab maa bada'a bihi Rasulullaah saw minal wahyi arru'ya shaalihah. )

Kesaksian Abu Bakar Shiddiq r.a.

Kemudian perhatikanlah kesaksian sahabat beliau. Sahabat yang dari sejak kecil bermain bersama-sama, tumbuh remaja hingga dewasa, yakni Abu Bakar r.a.. Sahabat ini dalam setiap keadaan senantiasa membenarkan beliau dan hanya melihat dan mendengar beliau saw. sebagai seorang yang senantiasa menekankan akan kebenaran. Oleh karena itu di dalam benak beliau sama sekali tidak dapat terbayangkan bahwa Rasulullah dapat mengucapkan kata-kata dusta.

Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa Abu Bakar r.a ketika mendengar pendakwaan beliau sebagai nabi maka kendati berbagai penjelasan telah diberikan oleh Rasulullah saw., beliau r.a. tidak meminta argumentasi; sebab sepanjang hidup beliau r.a. inilah yang beliau saksikan bahwa beliau saw. senantiasa berkata jujur. Beliau hanya bertanya kepada Rasululah saw. bahwa apakah benar beliau saw. telah mendakwakan diri sebagai nabi? Maka Rasulullah ingin terlebih dulu memberikan penjelasan, tetapi dalam setiap kali ingin memberikan keterangan, inilah yang beliau tanyakan bahwa "Berilah jawaban kepada saya ya atau tidak". Atas jawaban ya yang Rasulullah saw berikan, beliau mengatakan:

"Di hadapan saya terbentang seluruh kehidupan Tuan di masa lalu. Oleh karena itu bagaimana saya bisa dapat mengatakan bahwa seorang hamba Allah yang senantiasa berkata benar tiba-tiba menjadi orang yang berdusta kepada Tuhan?" (Dalaailunnubuwwah lil Baihaqi jilid 2 hlm. 164 darul kutub alilmiyyah Bairut)

Kesaksian Pihak Lawan

Kejujuran Rasulullah saw diakui juga oleh musuh-musuh beliau sendiri, tetapi tidak seperti halnya Abu Bakar Siddiq yang menerima beliau dengan suatu pemikiran yang dilandasi hati yang bersih – yaitu seseorang yang selalu berkata benar maka tidak mungkin dia tiba-tiba berdusta untuk hal yang sangat besar yaitu berdusta atas nama Tuhan -  para musuh Rasulullah saw kendati di satu sisi mengakui kejujuran dan kelurusan Rasulullah saw tetapi mereka tidak bisa menangkap rahasia dibalik pengakuan kejujuran dari mereka tersebut.

Satu contohnya adalah ketika terjadi usaha stigmatisasi pada diri Nabi Muhammad saw. Para pemuka Quraisy berkumpul yang di dalamnya terdapat Abu Jahal dan musuh yang paling besar beliau Al-Akhdhar bin Haris. Salah seorang berkata bahwa hendaknya Rasulullah (saw) dianggap sebagai tukang sihir atau beliau dinyatakan sebagai seorang yang pendusta, maka Nadhar bin haris berdiri lalu berkata,

"Hai kelompok Quraisy! Kalian terperangkap dalam suatu masalah yang untuk menghadapinya tidak ada cara yang kalian dapat tempuh. Muhammad (saw) di antara kalian adalah seorang pemuda yang kalian paling cintai, merupakan pemuda yang paling benar dalam ucapan. Di antara kalian merupakan orang yang paling jujur. Kini kalian telah melihat tanda-tanda umur di keningnya dan amanat yang dibawanya dan kalian mengatakan bahwa itu adalah sihir? Di dalam dirinya tidak ada bau-bau sihir. Kamipun telah melihat tukang tenung. Kalian mengatakan bahwa dia adalah seorang theosopi (yang berbicara dengan jin/kahin), kamipun telah melihat theosopi (tukang jin/kahin). Dia sama sekali bukanlah ahli teosopi (kahin). Kalian mengatakan bahwa dia adalah seorang penyair. Dia sama sekali bukanlah seorang penyair. Kalian mengatakan bahwa dia adalah orang gila, tetapi di dalam dirinya sama sekali tidak ada tanda-tanda orang gila. Hai kelompok Quraisy, renungkanlah, kalian tengah berhadapan dengan suatu masalah yang besar". (Assiratunnabawiyyah li-ibni Hisyam hlm. 224. )

Kesaksian Abu Jahal

Kemudian satu kesaksian lain yaitu kesaksian musuh beliau, Abu Jahal. Ali r.a meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi saw,
"Kami tidak mengatakan engkau dusta. Namun, kami menganggap dusta ajaran yang engkau bawa".
Apabila hati sudah tertutup, jika akal seseorang tidak bekerja lagi maka baru seperti itulah yang dia akan katakan. Oleh karena itulah Allah berfirman, "Cobalah gunakan sedikit akal kalian, apakah seorang yang benar dapat mengajarkan ajaran yang dusta? Orang yang benar tentu yang pertama dilakukannya adalah berdiri melawan ajaran yang tidak benar."

Kesaksian Abu Sufyan

Ibni Abbas r.a meriwayatkan bahwa Abu Sufyan bin Harb memberitahukan kepada beliau bahwa "Pada saat saya pergi ke Syam bersama kafilah para pedagang, Raja Romawi Heraklius memanggil kafilah kami supaya dia bisa menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan Rasulullah saw. Abu Sufyan memberikan keterangan mengenai pembicaraan beliau di istana Raja Roma kepada Heraklius bahwa "Dia (Heraklius) menanyakan kepada saya beberapa pertanyaan. Salah satu diantara pertanyaan itu adalah bahwa: Apakah sebelum pendakwaannya kalian telah menuduh dia berkata dusta?

Sebagai jawaban kepadanya saya mengatakan bahwa kami tidak pernah menuduhnya berdusta. Maka Heraklius berkata bahwa ketika kamu memberikan jawaban dalam bentuk negative (kata tidak), maka saya dapat memahami dalam keadaan seperti itu tidak pernah terjadi bahwa seseorang yang tidak pernah berdusta kepada siapapun tetapi tetapi kepada Tuhan dia berdusta".

Heraklius bertanya, "maa dzaa ya'murukum - apa yang Muhammad perintahkan kepada kalian?" Abu Sofyan menjawab, "Dia memerintahkan kepada kami, sembahlah Allah yang merupakan sembahan yang benar dan Tuhan Yang Esa dan janganlah menyekutukan-Nya dengan apapun dan tinggalkanlah apa yang nenek-moyang kalian katakan. Dan dia memerintahkan kepada kami untuk melakukan shalat, senantiasa berkata benar, menjadi orang yang suci bersih dan memperhatikan ikatan tali silaturrahmi". Maka selanjutnya Heraklius mengatakan bahwa "Apa yang engkau katakan jika itu benar maka tidak lama lagi dialah yang akan menjadi pemilik dimana tempat kaki saya berpijak sekarang ini". (Bukhari kitab badul wahyi nomor 7. )

Kehebatan Ru'ub (Kharisma) Rasulullah saw.

Kendati tidak beriman, terdapat pengaruh wibawa kebenaran beliau saw, yang menggetarkan hati para penentang. Dan mereka senantiasa dalam keresahan bahwa seandainya perkataan dan ajaran yang dibawa oleh Muhammad (saw) benar maka apa yang akan terjadi dengan mereka.

Berkenaan dengan ini terdapat sebuah riwayat dimana pada suatu kali orang-orang Quraisy mengirimkan Utbah seorang pemuka Quraisy sebagai delegasi Quraisy untuk menghadap Rasulullah saw.. Dia berkata,

"Kenapa engkau mencela sembahan kami, dan mengapa mengatakan nenek moyang kami sesat? Apapun keinginan Anda akan kami penuhi dengan syarat berhentilah engkau dari hal-hal tersebut". Rasulullah saw. mendengarkan semua perkataannya dengan tenang dan sabar. Ketika dia telah mengatakan semuanya, maka Rasulullah saw. membaca beberapa ayat surah -- Haa miim Fushshilat. Ketika beliau sampai kepada ayat bahwa "Aku memperingatkan kalian dengan azab kaum 'Ad dan kaum Tsamud", maka Utbah mencegah beliau, supaya berhenti dan dengan rasa ketakutan dia segera bangkit dan pergi.

Sesampainya kepada orang Quraisy ia berkata, “Apakah kalian mengetahui bahwa Muhammad saw. apabila dia mengatakan sesuatu maka dia tidak pernah berdusta. Saya khawatir jangan-jangan akan turun azab kepada kalian yang dia peringatkan kepada kalian.” Semua para pemuka itu setelah mendengar ini menjadi terdiam. (Assiratul halbiyyah dari Allamah Burhanuddin jilid I hlm. 303 cetakan Bairut. )

Kesaksian Para Pemuka Qurays

Kemudian kesaksian akan kebenaran beliau tidak hanya keluar dari orang perorag saja bahkan semua kaum memberikan kesaksian akan kebenaran ucapan beliau. Ketika perintah wa andzir ‘asyiira takalaqrabiin–" Dan berilah kepada kerabat-kerabat engkau yang terdekat, apa yang Allah telah turunkan kepada engkau". Maka Rasulullah saw. naik ke bukit Safa dan dengan suara lantang beliau memanggil nama-nama semua kabilah Quraisy. Ketika semua orang berkumpul maka beliau bersabda bahwa,

"Hai Quraisy! Jika saya memberitahukan kepada kalian bahwa di belakang gunung itu ada lasykar yang bersembunyi yang tidak lama lagi akan melakukan penyerangan terhadap kalian, apakah kalian akan meyakini kata-kata saya?"

Padahal ketinggian bukit tersebut tidak dapat memungkin untuk dijadikan sebagai tempat persembunyian, tetapi oleh sebab mereka mengetahui bahwa Muhammad (saw) tidak pernah berdusta, semua dengan suara bulat mengatakan ya, kami pasti akan mempercayainya, sebab kami senantiasa mendapatkan engkau sebagai orang yang selalu berkata benar.

Maka beliau saw kemudian bersabda lagi, "Kalau begitu dengarlah, saya memberitahukan kepada kalian bahwa lasykar azab Tuhan telah sampai kepada kalian, berimanlah kepada Tuhan dan hindarilah diri kalian dari azab Ilahi". (Sirat Khatamunnabiyyin Pengarang Hadhrat Mirza Basyir Ahmad MA hlm. 128. )

Kali ini setelah mendengar kata-kata ini orang-orang Quraisy meninggalkan tempat itu dan mereka mulai mengolok-olok dan mentertawakan ajaran beliau. Tetapi satu hal yang pasti mereka sama sekali tidak mengatakan bahwa beliau pendusta. Jika ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka maka itu adalah bahwa beliau senantiasa berkata benar dan sungguh beliau senantiasa berkata benar. Standar dan mutu kebenaran beliau sedemikian tinggi, jelas dan terang sehinga tidak mungkin timbul masalah bahwa ada yang bisa menuduh beliau berdusta, kendati secara isyarah sekalipun.

Setelah membaca sebagian dari kesaksian-kesaksian diatas siapa yang bisa mengatakan bahwa beliau bukanlah seorang yang berkata benar dan bukan seorang Nabi Allah. Tidak ada yang dapat mengatakan hal seperti itu ini, kecuali yang hati, telinga, dan matanya telah dicap dan telah ditutupi tirai, tidak ada lagi yang dapat mengatakan hal seperti itu. Dan Rasulullah saw. sendirilah yang menzahirkan kebenaran dan kejujuran itu dan tidak hanya menyebarkan bahkan di dalam hati orang yang mengimani beliaupun beliau ciptakan di dalam hati mereka pun beliau penuhi dengan sepenuh-penuhnya.

Dan dengan mengatakan kebenaran dan dengan mengimani kebenaran itulah banyak sekali orang-orang di masa-masa awal siap untuk menemui ajalnya. Tetapi mereka mengatakan yang benar itu benar. Sebagaimana saya telah katakan bahwa suatu ajaran yang tinggi dan untuk memeriksa karakter orang yang membawanya sangat perlu melihat juga standar kebenaran dalam kehidupan orang itu. Dan standar ini yang paling besar kita dapat lihat adalah di dalam kehidupan Rasulullah saw..

Standar kebenaran beliau di masa kanak-kanak dan ketika telah dewasa sangat tinggi sekali, yang mengenainya kita telah melihat kesaksiannya dalam berbagai kesempatan. Musuhpun kendati tidak yakin terhadap ajaran beliau dan tidak yakin kepada Tuhan namun setelah mendengar peringatan dari pihak beliau, setelah mendengar sesuatu yang memperingatkan maka mereka menjadi ketakutan. Semoga kejujuran itu juga menjadi standar kita dalam semua bidang kehidupan. Aamiin.

Sumber: Khutbah Jumat Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Islam dan Pemimpin  Jemaat Ahmadiyah seluruh dunia.  Tanggal 2 Muharram 1426 H di Masjid Baitul-Futuh, Morden, London, Inggris
Terjemah Mln. Komaruddin Syahid
Disadur oleh: Jusman

Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Read More..

Al-Qur'an sebagai keajaiban Rasulullah SAW


Zia Shah MD


Seorang yang buta huruf, yang tidak bisa baca tulis, ia belum pernah menjadi penulis sebuah buku semisal puisi, aturan hukum, sebuah buku doa umum, atau Alkitab, dan dihormati sampai hari ini oleh keenam suku bangsa seluruh umat manusia sebagai keajaiban kemurnian gaya, kebijaksanaan dan kebenaran. Itu adalah sebuah keajaiban dari Muhammad (saw)- 'keajaiban yang berjalan', dan memang ini keajaiban. 1 (Reginald Bosworth Smith)

keajaiban dan mukjizat alquran
Di abad 21 ini warga dari sebuah negara Eropa, yaitu para pemilih Swiss telah mendukung pelarangan pembangunan masjid dengan menara di negara mereka. Al-Qur'an, yang diturunkan di gurun Arabia pada abad ketujuh, telah menyatakan bahwa tujuan peperangan defensif adalah untuk mempertahankan kesucian biara-biara,  gereja, sinagog dan Masjid. Al-Qur'an menyebut tempat ibadah umat Islam terakhir di list ini. [2] Apakah Al-Qur'an suatu Mukjizat atau bukan?

Toleransi beragama bukanlah satu-satunya ajaran dimana Al-Qur'an unggul dalam hal ini dibandingkan buku-buku sekular maupun kitab-kitab agama. Sejak 1983 setengah juta orang telah meninggal di Amerika dikarenakan kecelakan lalu lintas terkait alkohol, untuk menyebutkan hanya satu masalah dari alkohol [3]  Al-Qur'an dengan tegas melarang alkohol, menyelamatkan orang-orang beriman dari sumber kejahatan ini. Apakah ini keajaiban atau bukan?

Demikian pula Sir Godfrey Higgins menulis,
"Menurut hukum Muhammad segala bentuk perjudian sangat tegas dilarang. Manfaat dari hukum ini pasti tidak akan ada yang menyangkal. Ia akan menjauhkan dari semua kebaikan akhlaknya. Karena dikatakan bahwa ia hanya disalin dari Alkitab. Saya belum mengamati larangan terhadap kebiasaan buruk ini, baik dalam dekalog (sepuluh perintah Allah) maupun Injil.[4]
Sekarang 15 juta orang menunjukkan tanda-tanda kecanduan judi di Amerika, yang mengakibatkan diri mereka sendiri dan masyarakat dengan kesengsaraan. Al-Qur'an telah memangkas kejahatan ini dari akarnya. Apakah Al-Qur'an ajaib atau tidak?

Muhammad yang mencela dan menyalin moralitas dari Injil

Sir Godfrey Higgins menulis dalam hal pertahanan oleh Nabi Muhammad saw: 

"Seorang filusuf mungkin akan menduga bahwa ketika Muhammad saw telah mengambil manfaat dari ajaran moral yang sangat baik dari Kristianisme, ia merasa, tidak hanya mengambil yang baik, tetapi juga meninggalkan kejahatan, mengadopsi moralitas, juga menghidari kehidupan merahib yang pada zamannya dunia penuh dengan pertumpahan darah dan penderitaan, dan dengan cepat menempatkannya pada keadaan yang paling merendahkan derajat kebodohan" [5]. Al-Qur'an telah melarang cara hidup monastik dalam kalimat yang jelas. (Alhadid: 28) 1400 tahun kemudian Gereja Katolik setuju dalam negosiasi dengan Gereja Anglikan. [7] [8] Setiap kali kita membandingkan Al-Qur'an dengan Alkitab, Al-Qur'an selalu terdepan, bukankan ini suatu keajaiban?

Al-Qur'an diturunkan di tengah-tengah masyarakat yang hidup di abad ketujuh namun memiliki 800 ayat yang menekankan pada studi alam. Bukankah ini suatu keajaiban? Ia telah mengantisipasi baik tentang Big Bang maupun tentang semua makhluk hidup membutuhkan kandungan air.
"Tidaklah orang-orang yang ingkar melihat bahwa seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menggumpal, lalu Kami pisahkan keduanya ? Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka tidak mau beriman ? [9]
Bukankah ini suatu keajaiban?

Al-Qur'an telah diturunkan di tengah-tengah masyarakat dimana sedikit sekali yang bisa membaca dan menulis, tetapi kemurnian teksnya telah terjaga selama lebih dari 14 abad. Klaim seperti itu tidak kita jumpai untuk Alkitab. Fakta-fakta ini diteliti dalam artikel lainnya,Kompilasi Alquran ke Dalam Sebuah Teks. (insyallah menyusul, pent).  Apakah ini bukan suatu keajaiban?

Al-Qur'an telah mengeluarkan tantangan bersejarah tidak hanya untuk zaman Nabi saw sendiri tetapi juga untuk semua orang di semua zaman:
Katakanlah, “Seandainya berhimpun manusia dan jin untuk mendatangkan yang semisal Alquran ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini,  walaupun sebagian mereka kepada sebagian yang lain sebagai penolong.” [10]
Tantangan tersebut tetap bertahan sampai 14 abad setelah turunnya. Orang-orang memandangnya dengan negatif dan mulai mengkritik Al-Qur'an dengan satu atau beberapa alasan. Tetapi itu hanyalah angan-angan mereka dan bentuk paranoia dan tidak ada langkah yang nyata. Fakta dan realitas dalam hal ini adalah tetap bahwa tantangan Al-Qur'an ini telah keluar dan tidak ada penulis yang telah mencoba untuk menyambut tantangan ini, dengan cara yang akan bertahan oleh ujian waktu. Sebuah kitab yang dikaitkan dengan seorang yang tak terpelajar dan belum ada yang berani menerima tantangan ini! 

Profesor Laura Vaglieri yang menjabat sebagai Profesor Kebudayaan Arab dan Islam di Naples Eastern University menulis:

"Meskipun lawan-lawan Islam telah diundang oleh Muhammad saw untuk menulis sebuah kitab yang sama dengan beliau atau minimal beberapa bagian surat... tidak ada yang mampu menghasilkan sesuatu yang bisa berdiri sebanding dengan Al-Qur'an, mereka berusaha menentang Rasulullah saw dengan tangan mereka tetapi gagal dalam menyaingi keunggulan Al-Qur'an [11]
 Tidakkah ini suatu keajaiban?

Filsuf jerman Johann Wolfgang Von Goethe berkata,
“Betapa kita sering mempelajari al-Qur’an, mula-mula selalu menimbulkan jijik, kemudian secara bertahap timbul suatu ketertarikan, ia menakjubkan dan akhirnya pada akhirnya timbul suatu kekuatan yang mengagumkan" 12 13. 
Profesor LAura Vaccia Vaglieri menjelaskan:
"Keajaiban luar biasa Islam adalah Al-Qur'an, dimana tradisi yang secara konstan dan tidak terputus terus mengirimkan kepada kita berita tentang kepastian absolut. Ini adalah sebuah kitab yang tidak bisa ditiru. Setiap ekspresinya bersifat komprehensif, namun dalam ukuran yang pas, tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek.Gaya bahasanya original, tidak ada model untuk gaya bahasa tersebut dalam sastra Arab pada zaman yang mendahuluinya. Efek yang dihasilnya pada jiwa manusia diperoleh tanpa bantuan adventif melalui keunggulannya sendiri yang melekat.
Ayat-ayatnya sama-sama fasih sepanjang teks, bahkan ketika terkait dengan hal-hal seperti perintah dan larangan yang tentu akan memperngaruhi nadanya. Kisah para nabi, deskripsi awal dan akhir dunia, penyebutan dan penggambaran atribut Ilahi yang berulang tetai dilakukan dengan cara yang begitu mengesankan yang tidak melemahkan efek.Teksnya mengalir  dari satu topik ke topik lainnya tanpa kehilangan kekuatannya. Kedalamanan dan keindahan, suatu kualitas yang umumnya tidak bisa bersatu, tetapi disini ia menyatu,di mana masing-masing tokoh retorika menemukan aplikasi yang sempurna. Bagaimana bisa kitab luar biasa ini menjadi karya Muhammad, seorang Arab yang buta huruf yang sepanjang hidupnya walaupun hanya dua atau tiga ayat pun tidak ada yang mengungkapkan kualitas yang puitis? [14]
Apakah ini bukan suatu keajaiban?

Bernard Shaw yang dianugerahi Hadiah Nobel untuk sastra 1925 mengatakan:
"Saya selalu menempatkan agama Muhammad [saw] di penghargaan tertinggi karena daya keindahannya. ini adalah satu-satunya agama tampaknya bagi saya yang memiliki kemampuan asimilasi ke fase eksistensi perubahan yang membuatnya menarik baik setiap masa. Saya telah memprediksi tentang agama Muhammad, bahwa ia akan diterima oleh Eropa suatu saat nanti karena sudah dapat diterima saat ini." [15]
Apakah ini bukan suatu keajaiban 

Laura Vaccia Vaglieri, Profesor di Universitas Naples lebih lanjut menekankan:
"Untuk kitab ini, selain pada kesempurnaan dalam bentuk dan metodenya, ia membuktikan diri telah melampaui batas imitasi bahkan dalam hal substansinya. Di dalamnya antara lain kita membaca perkiraan peristiwa masa depan, dan deskripsi peristiwa yang telah terjadi sejak berabad-abad sebelumnya tetapi umumnya telah diabaikan. Ada referensi yang sering pada hukum alam, berbagai sains baik agama maupun sekular. Kami menemukan ada sebuah toko besar ilmu pengetahuan yang berada diluar kapasitas manusia yang paling cerdas, atau filosof yang paling besar dan politisi yang paling kuat. Untuk semua alasan ini Al-Qur'an tidak bisa menjadi karya seorang yang tak berpendidikan, yang menghabiskan hidupnya di tengah-tengah masyarakat yang jauh dari orang-orang belajar dan agama, seorang yang selalu bersikeras bahwa ia hanyalah seorang laki-laku yang hanya seperti yang lain, dan dengan demikian tidak dapat melakukan mukjizat kecuali ia memiliki bantuan dari Allah yang Maha Kuasa. Al-Qur'an bisa memiliki sumbernya hanya melalui Dia Yang mengatahui segala sesuatu di langit dan di bumi [16 ]
Apakah ini keajaiban atau bukan?

Saya mengajak para pembaca Kristen dalam kata-kata Reginald Bosworth Smith,
"Untuk membedakan antara yang aksidental dan esensial, yang fana dan yang kekal, diatas semua itu, secara terus menerus dengan meletakkan cermin di atas diri sendiri, dan mencoba untuk memastikan bahwa seseorang yang sesuai dengan prinsip besar Kristen yaitu menilai dan memperlakukan orang lain seperti halnya ia ingin dinilai dan diperlakukan; adalah resep untuk menilai urusan dengna cara yang adil dan tidak bias. Al-Qur'an menatakan mengenai pengetahuan yang tidak terbatas dan wawasan yang terkandung dalam kitab suci: "Katakanlah, “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscaya akan habis lautan itu sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahan.”  [18 ]
Ini adalah pengalaman yang Goethe alami setelah berulang kali memahami Al-Qur'an.

Almasih di zaman ini, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan:
"Al-Qur'an bukan saja tak tertandingi karena keindahan komposisinya, tetapi tak tertandingi karena semua klaim keunggulan yang meliputinya dan itu adalah kebenaran, apa saja yang berasal dari Allah keunikannya tidak saja karena satu kualitas tetapi karena semua kualitasnya. Mereka yang tidak menerima Al-Qur'an sebagai kebenaran dan wawasan abadi yang komprehensif, maka ia tidak menghargai Al-Qur'an sebagaimana harusnya ia dihargai. 
Sebuah tanda yang diperlukan untuk mengakui Firman Suci dari Allah taala adalah ia harus unik dalam semua kualitasnya, setelah kami amati bahwa apapun yang berasal dari Allah adalah bersifat unik dan tak tertandingi walaupun hanya sebutir gandum, dan kekuatan manusia tidak ada yang bisa menandinginya. Menjadi tak tertandingi maksudnya adalah menjadi tak terbatas, artinya suatu barang menjadi tak tertandingi hanya ketika keajaiban dan kualitasnya tak terbatas dan tak ada habisnya. Seperti yang baru saja kami katakan, karakteristik ini ditemukan dalam segala hal yang diciptakan oleh Allah taala. Misalnya jika keajaiban dari daun pohon diselidiki selama seribu tahun, periode itu akan habis tetapi keajaiban dari daun tersebut tidak akan berakhir. Hal itu karena ia telah mewujud melalui kekuasaan yang tak terbatas, harus terdiri dari keajaiban dan kualitas yang tak terbatas. [19]
Apakah ini bukan suatu keajaiban atau tidak?

Ruang ini tidak memungkinkan saya untuk melanjutkannya. saya mengajak pembaca untuk meninjau sebuah terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris 5 volume dalam bentuk web 20. Untuk keterangan lebih lanjut kunjungi :http://www.alislam.org/quran/


[1] Reginald Bosworth Smith, Mohammed dan Mohammedanism, 1889 edisi. Halaman 290.
[2] Al Quran 22:42.
[3] http://www.alcoholalert.com/drunk-driving-statistics.html
[4] Godfrey Higgins Esq, Permintaan maaf untuk kehidupan dan karakter Mohamed nabi atau terkenal. Tahun publikasi 1829. Halaman 35. Dicetak oleh G. Smallfield, Hackney. Buku ini tersedia di Archive.org tersebut.
[5] Sir Godfrey Higgins Esq, Permintaan maaf untuk kehidupan dan karakter Mohamed nabi atau terkenal. Tahun publikasi 1829. Halaman 30. Dicetak oleh G. Smallfield, Hackney.
[6] Al Quran 58:23.
[7] http://www.bbc.co.uk/worldservice/news/2009/11/091121_anglicans_nh_kv.shtml
[8] http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/8405437.stm
[9] Al Quran 21:31.
[10] Al Quran 17:88.
[11] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[12] RVC Bodley. Rasul. Hari ganda dan Company Inc, 1946. Halaman 237.
[13] http://www.alislam.org/quran/Quran-and-non-Muslims-20080128MN.pdf
[14] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[15] Muhammad dan ajaran Quran By Davenport John, Mohammad Amin Diterbitkan oleh Sh. Muhammad Ashraf, 1964. Asli dari University of California, Didigitalkan oleh Google.com pada Des 5, 2008, 127 halaman.
[16] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[17] Reginald Bosworth Smith, dalam pengantar, Mohammed nya dan Mohammedanism. 1.889 edisi.
[18] Al Quran18: 110.
[19] Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Karamat-us-Sadiqin, Ruhani Khaza'in, Vol. 7, hlm 60-62.
[20] http://www.alislam.org/quran/

Sumber: IslamForWest.org/
Terjemah: Jusman 
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Read More..

Al-Qur'an sebagai keajaiban Rasulullah SAW


Zia Shah MD


Seorang yang buta huruf, yang tidak bisa baca tulis, ia belum pernah menjadi penulis sebuah buku semisal puisi, aturan hukum, sebuah buku doa umum, atau Alkitab, dan dihormati sampai hari ini oleh keenam suku bangsa seluruh umat manusia sebagai keajaiban kemurnian gaya, kebijaksanaan dan kebenaran. Itu adalah sebuah keajaiban dari Muhammad (saw)- 'keajaiban yang berjalan', dan memang ini keajaiban. 1 (Reginald Bosworth Smith)

keajaiban dan mukjizat alquran
Di abad 21 ini warga dari sebuah negara Eropa, yaitu para pemilih Swiss telah mendukung pelarangan pembangunan masjid dengan menara di negara mereka. Al-Qur'an, yang diturunkan di gurun Arabia pada abad ketujuh, telah menyatakan bahwa tujuan peperangan defensif adalah untuk mempertahankan kesucian biara-biara,  gereja, sinagog dan Masjid. Al-Qur'an menyebut tempat ibadah umat Islam terakhir di list ini. [2] Apakah Al-Qur'an suatu Mukjizat atau bukan?

Toleransi beragama bukanlah satu-satunya ajaran dimana Al-Qur'an unggul dalam hal ini dibandingkan buku-buku sekular maupun kitab-kitab agama. Sejak 1983 setengah juta orang telah meninggal di Amerika dikarenakan kecelakan lalu lintas terkait alkohol, untuk menyebutkan hanya satu masalah dari alkohol [3]  Al-Qur'an dengan tegas melarang alkohol, menyelamatkan orang-orang beriman dari sumber kejahatan ini. Apakah ini keajaiban atau bukan?

Demikian pula Sir Godfrey Higgins menulis,
"Menurut hukum Muhammad segala bentuk perjudian sangat tegas dilarang. Manfaat dari hukum ini pasti tidak akan ada yang menyangkal. Ia akan menjauhkan dari semua kebaikan akhlaknya. Karena dikatakan bahwa ia hanya disalin dari Alkitab. Saya belum mengamati larangan terhadap kebiasaan buruk ini, baik dalam dekalog (sepuluh perintah Allah) maupun Injil.[4]
Sekarang 15 juta orang menunjukkan tanda-tanda kecanduan judi di Amerika, yang mengakibatkan diri mereka sendiri dan masyarakat dengan kesengsaraan. Al-Qur'an telah memangkas kejahatan ini dari akarnya. Apakah Al-Qur'an ajaib atau tidak?

Muhammad yang mencela dan menyalin moralitas dari Injil

Sir Godfrey Higgins menulis dalam hal pertahanan oleh Nabi Muhammad saw: 

"Seorang filusuf mungkin akan menduga bahwa ketika Muhammad saw telah mengambil manfaat dari ajaran moral yang sangat baik dari Kristianisme, ia merasa, tidak hanya mengambil yang baik, tetapi juga meninggalkan kejahatan, mengadopsi moralitas, juga menghidari kehidupan merahib yang pada zamannya dunia penuh dengan pertumpahan darah dan penderitaan, dan dengan cepat menempatkannya pada keadaan yang paling merendahkan derajat kebodohan" [5]. Al-Qur'an telah melarang cara hidup monastik dalam kalimat yang jelas. (Alhadid: 28) 1400 tahun kemudian Gereja Katolik setuju dalam negosiasi dengan Gereja Anglikan. [7] [8] Setiap kali kita membandingkan Al-Qur'an dengan Alkitab, Al-Qur'an selalu terdepan, bukankan ini suatu keajaiban?

Al-Qur'an diturunkan di tengah-tengah masyarakat yang hidup di abad ketujuh namun memiliki 800 ayat yang menekankan pada studi alam. Bukankah ini suatu keajaiban? Ia telah mengantisipasi baik tentang Big Bang maupun tentang semua makhluk hidup membutuhkan kandungan air.
"Tidaklah orang-orang yang ingkar melihat bahwa seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menggumpal, lalu Kami pisahkan keduanya ? Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka tidak mau beriman ? [9]
Bukankah ini suatu keajaiban?

Al-Qur'an telah diturunkan di tengah-tengah masyarakat dimana sedikit sekali yang bisa membaca dan menulis, tetapi kemurnian teksnya telah terjaga selama lebih dari 14 abad. Klaim seperti itu tidak kita jumpai untuk Alkitab. Fakta-fakta ini diteliti dalam artikel lainnya,Kompilasi Alquran ke Dalam Sebuah Teks. (insyallah menyusul, pent).  Apakah ini bukan suatu keajaiban?

Al-Qur'an telah mengeluarkan tantangan bersejarah tidak hanya untuk zaman Nabi saw sendiri tetapi juga untuk semua orang di semua zaman:
Katakanlah, “Seandainya berhimpun manusia dan jin untuk mendatangkan yang semisal Alquran ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini,  walaupun sebagian mereka kepada sebagian yang lain sebagai penolong.” [10]
Tantangan tersebut tetap bertahan sampai 14 abad setelah turunnya. Orang-orang memandangnya dengan negatif dan mulai mengkritik Al-Qur'an dengan satu atau beberapa alasan. Tetapi itu hanyalah angan-angan mereka dan bentuk paranoia dan tidak ada langkah yang nyata. Fakta dan realitas dalam hal ini adalah tetap bahwa tantangan Al-Qur'an ini telah keluar dan tidak ada penulis yang telah mencoba untuk menyambut tantangan ini, dengan cara yang akan bertahan oleh ujian waktu. Sebuah kitab yang dikaitkan dengan seorang yang tak terpelajar dan belum ada yang berani menerima tantangan ini! 

Profesor Laura Vaglieri yang menjabat sebagai Profesor Kebudayaan Arab dan Islam di Naples Eastern University menulis:

"Meskipun lawan-lawan Islam telah diundang oleh Muhammad saw untuk menulis sebuah kitab yang sama dengan beliau atau minimal beberapa bagian surat... tidak ada yang mampu menghasilkan sesuatu yang bisa berdiri sebanding dengan Al-Qur'an, mereka berusaha menentang Rasulullah saw dengan tangan mereka tetapi gagal dalam menyaingi keunggulan Al-Qur'an [11]
 Tidakkah ini suatu keajaiban?

Filsuf jerman Johann Wolfgang Von Goethe berkata,
“Betapa kita sering mempelajari al-Qur’an, mula-mula selalu menimbulkan jijik, kemudian secara bertahap timbul suatu ketertarikan, ia menakjubkan dan akhirnya pada akhirnya timbul suatu kekuatan yang mengagumkan" 12 13. 
Profesor LAura Vaccia Vaglieri menjelaskan:
"Keajaiban luar biasa Islam adalah Al-Qur'an, dimana tradisi yang secara konstan dan tidak terputus terus mengirimkan kepada kita berita tentang kepastian absolut. Ini adalah sebuah kitab yang tidak bisa ditiru. Setiap ekspresinya bersifat komprehensif, namun dalam ukuran yang pas, tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek.Gaya bahasanya original, tidak ada model untuk gaya bahasa tersebut dalam sastra Arab pada zaman yang mendahuluinya. Efek yang dihasilnya pada jiwa manusia diperoleh tanpa bantuan adventif melalui keunggulannya sendiri yang melekat.
Ayat-ayatnya sama-sama fasih sepanjang teks, bahkan ketika terkait dengan hal-hal seperti perintah dan larangan yang tentu akan memperngaruhi nadanya. Kisah para nabi, deskripsi awal dan akhir dunia, penyebutan dan penggambaran atribut Ilahi yang berulang tetai dilakukan dengan cara yang begitu mengesankan yang tidak melemahkan efek.Teksnya mengalir  dari satu topik ke topik lainnya tanpa kehilangan kekuatannya. Kedalamanan dan keindahan, suatu kualitas yang umumnya tidak bisa bersatu, tetapi disini ia menyatu,di mana masing-masing tokoh retorika menemukan aplikasi yang sempurna. Bagaimana bisa kitab luar biasa ini menjadi karya Muhammad, seorang Arab yang buta huruf yang sepanjang hidupnya walaupun hanya dua atau tiga ayat pun tidak ada yang mengungkapkan kualitas yang puitis? [14]
Apakah ini bukan suatu keajaiban?

Bernard Shaw yang dianugerahi Hadiah Nobel untuk sastra 1925 mengatakan:
"Saya selalu menempatkan agama Muhammad [saw] di penghargaan tertinggi karena daya keindahannya. ini adalah satu-satunya agama tampaknya bagi saya yang memiliki kemampuan asimilasi ke fase eksistensi perubahan yang membuatnya menarik baik setiap masa. Saya telah memprediksi tentang agama Muhammad, bahwa ia akan diterima oleh Eropa suatu saat nanti karena sudah dapat diterima saat ini." [15]
Apakah ini bukan suatu keajaiban 

Laura Vaccia Vaglieri, Profesor di Universitas Naples lebih lanjut menekankan:
"Untuk kitab ini, selain pada kesempurnaan dalam bentuk dan metodenya, ia membuktikan diri telah melampaui batas imitasi bahkan dalam hal substansinya. Di dalamnya antara lain kita membaca perkiraan peristiwa masa depan, dan deskripsi peristiwa yang telah terjadi sejak berabad-abad sebelumnya tetapi umumnya telah diabaikan. Ada referensi yang sering pada hukum alam, berbagai sains baik agama maupun sekular. Kami menemukan ada sebuah toko besar ilmu pengetahuan yang berada diluar kapasitas manusia yang paling cerdas, atau filosof yang paling besar dan politisi yang paling kuat. Untuk semua alasan ini Al-Qur'an tidak bisa menjadi karya seorang yang tak berpendidikan, yang menghabiskan hidupnya di tengah-tengah masyarakat yang jauh dari orang-orang belajar dan agama, seorang yang selalu bersikeras bahwa ia hanyalah seorang laki-laku yang hanya seperti yang lain, dan dengan demikian tidak dapat melakukan mukjizat kecuali ia memiliki bantuan dari Allah yang Maha Kuasa. Al-Qur'an bisa memiliki sumbernya hanya melalui Dia Yang mengatahui segala sesuatu di langit dan di bumi [16 ]
Apakah ini keajaiban atau bukan?

Saya mengajak para pembaca Kristen dalam kata-kata Reginald Bosworth Smith,
"Untuk membedakan antara yang aksidental dan esensial, yang fana dan yang kekal, diatas semua itu, secara terus menerus dengan meletakkan cermin di atas diri sendiri, dan mencoba untuk memastikan bahwa seseorang yang sesuai dengan prinsip besar Kristen yaitu menilai dan memperlakukan orang lain seperti halnya ia ingin dinilai dan diperlakukan; adalah resep untuk menilai urusan dengna cara yang adil dan tidak bias. Al-Qur'an menatakan mengenai pengetahuan yang tidak terbatas dan wawasan yang terkandung dalam kitab suci: "Katakanlah, “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscaya akan habis lautan itu sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahan.”  [18 ]
Ini adalah pengalaman yang Goethe alami setelah berulang kali memahami Al-Qur'an.

Almasih di zaman ini, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan:
"Al-Qur'an bukan saja tak tertandingi karena keindahan komposisinya, tetapi tak tertandingi karena semua klaim keunggulan yang meliputinya dan itu adalah kebenaran, apa saja yang berasal dari Allah keunikannya tidak saja karena satu kualitas tetapi karena semua kualitasnya. Mereka yang tidak menerima Al-Qur'an sebagai kebenaran dan wawasan abadi yang komprehensif, maka ia tidak menghargai Al-Qur'an sebagaimana harusnya ia dihargai. 
Sebuah tanda yang diperlukan untuk mengakui Firman Suci dari Allah taala adalah ia harus unik dalam semua kualitasnya, setelah kami amati bahwa apapun yang berasal dari Allah adalah bersifat unik dan tak tertandingi walaupun hanya sebutir gandum, dan kekuatan manusia tidak ada yang bisa menandinginya. Menjadi tak tertandingi maksudnya adalah menjadi tak terbatas, artinya suatu barang menjadi tak tertandingi hanya ketika keajaiban dan kualitasnya tak terbatas dan tak ada habisnya. Seperti yang baru saja kami katakan, karakteristik ini ditemukan dalam segala hal yang diciptakan oleh Allah taala. Misalnya jika keajaiban dari daun pohon diselidiki selama seribu tahun, periode itu akan habis tetapi keajaiban dari daun tersebut tidak akan berakhir. Hal itu karena ia telah mewujud melalui kekuasaan yang tak terbatas, harus terdiri dari keajaiban dan kualitas yang tak terbatas. [19]
Apakah ini bukan suatu keajaiban atau tidak?

Ruang ini tidak memungkinkan saya untuk melanjutkannya. saya mengajak pembaca untuk meninjau sebuah terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris 5 volume dalam bentuk web 20. Untuk keterangan lebih lanjut kunjungi :http://www.alislam.org/quran/


[1] Reginald Bosworth Smith, Mohammed dan Mohammedanism, 1889 edisi. Halaman 290.
[2] Al Quran 22:42.
[3] http://www.alcoholalert.com/drunk-driving-statistics.html
[4] Godfrey Higgins Esq, Permintaan maaf untuk kehidupan dan karakter Mohamed nabi atau terkenal. Tahun publikasi 1829. Halaman 35. Dicetak oleh G. Smallfield, Hackney. Buku ini tersedia di Archive.org tersebut.
[5] Sir Godfrey Higgins Esq, Permintaan maaf untuk kehidupan dan karakter Mohamed nabi atau terkenal. Tahun publikasi 1829. Halaman 30. Dicetak oleh G. Smallfield, Hackney.
[6] Al Quran 58:23.
[7] http://www.bbc.co.uk/worldservice/news/2009/11/091121_anglicans_nh_kv.shtml
[8] http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/8405437.stm
[9] Al Quran 21:31.
[10] Al Quran 17:88.
[11] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[12] RVC Bodley. Rasul. Hari ganda dan Company Inc, 1946. Halaman 237.
[13] http://www.alislam.org/quran/Quran-and-non-Muslims-20080128MN.pdf
[14] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[15] Muhammad dan ajaran Quran By Davenport John, Mohammad Amin Diterbitkan oleh Sh. Muhammad Ashraf, 1964. Asli dari University of California, Didigitalkan oleh Google.com pada Des 5, 2008, 127 halaman.
[16] Laura Veccia Vaglieri. Sebuah Interpretasi Islam. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1957. Goodward buku, 2004. Halaman 42-44.
[17] Reginald Bosworth Smith, dalam pengantar, Mohammed nya dan Mohammedanism. 1.889 edisi.
[18] Al Quran18: 110.
[19] Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Karamat-us-Sadiqin, Ruhani Khaza'in, Vol. 7, hlm 60-62.
[20] http://www.alislam.org/quran/

Sumber: IslamForWest.org/
Terjemah: Jusman 
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Read More..